Rabu, 08 September 2021

Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat

Ini adalah sebuah draft berupa judul yang belum kesampaian terpublish sejak tahun 2014, tepatnya setelah kami kembali dari proyek yang berlokasi di kecamatan tayan hilir, kab sanggau kalimantan barat. Sekarang tahun 2021, sesaat setelah saya ditinggal orang terdekat dan terkasih, terimakasih atas 8 tahun yang penuh kebahagiaan, tawa, canda, duka dan tentunya perjuangan. 

Sebelum lanjut, ijinkan saya memohon doa untuk almh istri, semoga semua amalnibdahnya diterima dan dosanya diampuni oleh Alloh SWT. Amiinn... 

Diawali dari tugas ke proyek sejak april 2013, atau tepat sebulan sebelum tanggal pernikahan 27 mei 2013, akhirnya kami berdua memutuskan tinggal bersama di tayan. Sebuah kampung yang tenang, penduduknya ramah dan jauh dari polusi perkotaan. Disana pertama kali kami tinggal disebuah kamar kos milik Pak RT setempat. Lokasinya unik, sebuah rumah panggung yang terletak ditepian sungai kapuas. Jadi tepat dibawah kami tinggal mengalir sungai terbesar di kalimantan barat. 

Pengalaman indah yang tidak akan terlupakan, mandi dengan air sungai, memancing tepat dari dapur rumah (asli diatas sungai), duduk berdua menunggu senja, bahkan malam yang gelap melihat bintang dari sana. Semua dijalani dan dinikmati sebagai "manten anyar". 

Draft juli 2013
Dipost Hfd 09092021

Lebaran idul fitri 1434 H, baru dan penuh haru (agustus 2013)

Seperti tahun tahun sebelumnya, mudik lebaran adalah agenda wajib buat saya. pesen tiket jauh jauh hari (terlalu semangat atau takut g kebagian ?) sudah dilakukan.

Tahun ini pertama kalinya ada sesuatu yang beda. yup!! mudik bersama istri. Biasanya lontang lantung sendirian, akhirnya laku jaga saya, hehehe... Kali ini adalah awalan yang baru yang menandai perjalanan silaturahim ke semua keluarga besar. Lebaran waktu itu saya jadikan momentum untuk mencoba mengenal keluarga besar dari istri dan seluruh teman serta kerabat istri, yang kelak jalinan silaturahim  inilah yang menjadi warisan terindah yang ditinggalkan olehnya. 

Tahun 2013 akhirnya lontang lantungnya berdua saja. Dan g nyangka akhirnya bisa berempat dikemudian hari... 
 
TA 16082013
Ditulis ulang Hfd 09092021

Kenangan

"Kenangan indah itu untuk disimpan didalam hati, bukan untuk diratapi."
"Terus melangkah untuk menciptakan kenangan kenangan indah yang baru bersama anak anak, sehingga dihati mereka akan terus tersimpan sampai tua nanti."

Hfd
TA, 09092021

Senin, 07 November 2016

3,5 tahun belajar di dapur

sekolah baru, 3,5 tahun belajar di dapur.
dari yang gak bisa bedain mana sothel dan mana serok. dari yang gak tau mana ketumbar dan mana merica. masak nasi dari yang kelemesen sampe keatosen. masak yg lebih njlimet sampai gosong sepanci2nya dan saking emosi sedih kecewa putus asa buang sekalian sepancinya. sesekali nangis karena bentuk dan rasa gak ngalor gak ngidul. daaan bermacam emosi lainnya.. 😧😧
apa jadinya ya kalau saya menyerah saat itu juga?
mungkin anak suami saya sampai saat ini cuma bisa makan mie instan dan telor ceplok saja..
saya suka sekali makan enak. suka sekali nyobain ini dan itu menu baru di tempat baru. ibu saya pinter masak. apapun yg dimasak selalu enak. sebelumnya kalau lapar ya tinggal makan aja. gak usah pusing mau masak apa, bahan apa aja, cari di mana, dll.
tapi bapak bilang, jadi istri itu harus bisa masak. mau jadi apapun nantinya, cewek harus tetap balik ke dapur. begitu pesannya.😇
sekarang? alhamdulillah..
dari yg NOL besar, udah gak bingung lagi kalau berada di tengah pasar. yg dulu harus tanya ke penjual sayur "mau masak ini bumbu bahannya apa ya? caranya gimana ya?", sekarang seringnya tinggal cemplung aja bahan seadanya. gak takut kurang apa-kurang apa, sing penting bismillah dadi tur doyan. itu berarti enak!
gak nyangka juga..
yg awalnya cuma niat belajar masak buat suami, skrg bisa masak buat lebih banyak orang. buat anak, keluarga, tetangga, sahabat, dll. yg awalnya masak sekali aja udah keder ngejer gak karuan, sekarang sudah masak ratusan bahkan hampir ribuan kali. banyak gak nyangkanya deh pokoknya..
ada yg pernah tanya, "berarti sekarang udah gak pernah jajan lagi dong yaaa? kan udah bisa masak"
"gaaak jugaaaaa". saya tetap pecinta makanan enak. suka nyobain menu-menu baru di tempat baru. saya suka sekali diajak jajan (diajak? yaiyalaaah.. IRT gitu looh. kalo gak diajak mana bisa bayar.. )
"boroooss dooong?"
"ah gak jugaaaa... akan lebih boros lagi kalo sampe sekarang saya gak bisa masaak ya tooo.."
anggap aja makan enak menu enak tempat enak suasana enak itu adalah BONUS untuk ibu rumah tangga yang sebagian besar ngabisin hidupnya di dapur saja

https://youtu.be/pQh3AYVHCdE

Ditulis Wng 08112016

Diposting Hfd 09092021

Kh. Anwar zahid

https://youtu.be/qWn8CwQBjUY

Sabtu, 29 Oktober 2016

Berkawan dan Berbagilah

Salah satu alasan saya menyekolahkan Maulana di usia dini adalah untuk ia belajar berkawan dan berbagi. Dua setengah tahun merawat Maulana dengan tangan sendiri, hampir membuat saya mengenalinya secara utuh.
Maulana anak yang cerdas, peduli, berhati baik, kalem dan banyak sifat serta kelucuan lainnya yang membuat saya merasa menjadi ibu itu benar2 sebuah keajaiban.
Kami, ummi abiinya, mengenal maulana sebagai anak yang sangat lancar berkomunikasi, sangat kritis, cepat tanggap, riang, suka menyanyi, cepat menghafal, dll. tapi tidak di luar sana. Sering kali banyak orang menganggap Maulana belum bisa bicara..
Maulana anak yang cenderung pemalu. bahkan ketertarikan untuk bermain bersama teman2 seusianyapun bisa dikatakan kurang. ketika melihat teman2 bermain di luar rumah dan saya menawarinya "mas lana mau main ke luar juga?", seringkali dijawab "mas lana di rumah aja ummi". jika saya mengajaknya bermain keluar, tak jarang ia memegang rok ummi dan bersembunyi di belakang. hampir bisa dipastikan, cenderung memisahkan diri dari teman2nya. teman2 asyik berlari ke kanan, Maulanapun lari ke kiri. dan juga jaraaaang sekali ada kata terucap. hanya diam.
"jangaaaaaan", itu yang selalu diteriakkannya ketika ada teman mendekati mainannya. "gak maaauuuuu", itu jawabannya ketika kami meminta ia untuk berbagi ke temannya.
Entah mungkin karena Maulana (masih) anak tunggal sehingga tidak pernah berbagi selain ke ummi abii, entah mungkin ini adalah fase kembang dari setiap anak kecil, entah mungkin karena itu sifat bawaan dan masih banyaaak entah2 mungkin lainnya.
Kami, ummi abii, ingin melihat Maulana tumbuh kembang menjadi anak yang mudah berkawan dan suka berbagi. dan saya merasa, harus "melepas" Maulana untuk lebih berani.
Tiga minggu Maulana sekolah dan banyaaak sekali alasan yang bisa membuat kami, ummi abii, tersenyum bahkan tertawa setiap harinya.
Sangat senang bertemu teman, berbagi mainan, berbagi camilan, berbagi bekal, bernyanyi bersama, dll.. aaah.. indah sekali kan nak jika hidupmu dikelilingi banyak kawan..
Kami tahu, di luar sana, masih banyak sekali pro kontra untuk menyekolahkan anak di usia dini. tapi percayalah, tidak ada satupun dari kita, orangtua, yang tidak ingin memberikan yang terbaik untuk mereka. kita semua selalu mengusahakannya, begitu pula dengan kami. dan ini adalah pilihan kami
Berkawan dan berbagilah naaak..
dan jangan pernah sekalipun berpikir tentang untung dan rugi..
Karena persahabatan bukanlah sebuah bisnis..
nb: hari ini tidak masuk sekolah karena badan lagi anget. pagi2 sekali teman2 maen ke teras, bermain, bercanda dan ngemil agar2. tak lama kemudian masuk ke dalam rumah sambil bilang "ummi, agar2nya abis. minta tolong diambilin". kemudian ngemil bareng untuk ronde kedua

Kamis, 13 Oktober 2016

Maulana mulai "belajar" sekolah

Sudah sekian lama tidak membuka blog dan menulis di blog, (emang jarang banget sih, hehe). Ada hal yang sangat spesial kenapa tiba tiba saya membuka lagi blog ini dan mulai menulis kembali. kenangan akan keluarga,kurang lebih seperti itu frase yang terlintas sebagai tujuan kenapa saya menulis di blog ini kembali.

Minggu ini, mulai selasa 11 oktober 2016, anak pertama kami, Maulana Khairy Zafran mulai bergabung ke kelompok bermain (Playgroup) yang ada didekat rumah kami. Hal ini tentu bukan tanpa pertimbangan kenapa Maulana di usianya yang menginjak 2 tahun lebih 5 bulan sudah mulai bergabung ke playgroup.

Salah satu pertimbangan kami adalah karena kedua orang tuanya mempunyai rencana untuk mulai bekerja full time diluar rumah, kami rasa selama 2 tahun ini maulana sudah mendapatkan dasar dasar pendidikan keluarga yang cukup dari Umii Wening Ratna Restuti (spesial thanks for istriku yang sudah merelakan waktunya "pause karir" selama 3tahun demi maulana). 2 tahun kami anggap maulana sudah cukup disiplin dalam banyak hal, terkadang malah kami yang diingatkan oleh maulana, hehe. Masih teringat jelas ketika diajak sholat berjamaah kalau abiinya lupa pake kopyah diingatkan, meletakan barang barangnya baik mainan atau perlengkapan sandal, sepatu, tas selalu ditempat semula, kalau masuk rumah selalu mengucap salam dan masih banyak lagi. Kami rasa dasar dasar tersebut tidak akan luntur dengan gempuran kebiasaan kebiasaan dari teman temannya yang lain. Tinggal kami jaga dan kembangkan saja.

Pertimbangan kedua adalah mengajarkan kemandirian ke Maulana. Sudah pasti selama 2 tahun tidak pernah lepas dari dekapan Ummi nya dan Abiinya menjadikan maulana anak yang sangat kompak dengan kami, tetapi kami melihat maulana kurang kompak dengan teman seusianya. kami ingin mengajarkan bagaimana berteman dengan anak yang mempunyai karakter bermacam macam dan bagaimana dia bisa mandiri menghadapi situasi tanpa umii dan abii nya. Berbeda dengan anak teman kami yang sudah jauh lebih dulu ikut playgroup dan daycare, maulana masih perlu diasah kemandirianya.

Hari ini, Jumat 14 oktober 2016, saya mengantarkan Maulana ke lokasi playgroup dan daycare. Bangga sekaligus haru, anak kami ternyata sudah besar, sudah berani sendiri. Terngiang dalam lamunan, mungkin 10 tahun lagi situasi ini akan berulang ketika kami mengantarkan maulana untuk menuntut ilmu di pondok pesantren, setitik impian kami. Semoga Jumat barokah ini akan selalu membekas dan menjadi kenangan kami sekeluarga.

Selamat berjuang anakku, Maulana.
Sebuah petikan lagu yang diciptakan oleh Umii Wening Ratna Restuti:
"Anak Pemberani, nggak usah takut"
"Aku anak hebat dan juga anak kuat"
"Anak Pemberani, nggak usah takut"


Ikuti cerita keluarga kami di https://www.facebook.com/wening.restuti