Hafid's Note
Rabu, 08 September 2021
Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat
Lebaran idul fitri 1434 H, baru dan penuh haru (agustus 2013)
Kenangan
Senin, 07 November 2016
3,5 tahun belajar di dapur
sekolah baru, 3,5 tahun belajar di dapur.
dari yang gak bisa bedain mana sothel dan mana serok. dari yang gak tau mana ketumbar dan mana merica. masak nasi dari yang kelemesen sampe keatosen. masak yg lebih njlimet sampai gosong sepanci2nya dan saking emosi sedih kecewa putus asa buang sekalian sepancinya. sesekali nangis karena bentuk dan rasa gak ngalor gak ngidul. daaan bermacam emosi lainnya.. 😧😧
apa jadinya ya kalau saya menyerah saat itu juga?
mungkin anak suami saya sampai saat ini cuma bisa makan mie instan dan telor ceplok saja..
saya suka sekali makan enak. suka sekali nyobain ini dan itu menu baru di tempat baru. ibu saya pinter masak. apapun yg dimasak selalu enak. sebelumnya kalau lapar ya tinggal makan aja. gak usah pusing mau masak apa, bahan apa aja, cari di mana, dll.
tapi bapak bilang, jadi istri itu harus bisa masak. mau jadi apapun nantinya, cewek harus tetap balik ke dapur. begitu pesannya.😇
sekarang? alhamdulillah..
dari yg NOL besar, udah gak bingung lagi kalau berada di tengah pasar. yg dulu harus tanya ke penjual sayur "mau masak ini bumbu bahannya apa ya? caranya gimana ya?", sekarang seringnya tinggal cemplung aja bahan seadanya. gak takut kurang apa-kurang apa, sing penting bismillah dadi tur doyan. itu berarti enak!
gak nyangka juga..
yg awalnya cuma niat belajar masak buat suami, skrg bisa masak buat lebih banyak orang. buat anak, keluarga, tetangga, sahabat, dll. yg awalnya masak sekali aja udah keder ngejer gak karuan, sekarang sudah masak ratusan bahkan hampir ribuan kali. banyak gak nyangkanya deh pokoknya..
ada yg pernah tanya, "berarti sekarang udah gak pernah jajan lagi dong yaaa? kan udah bisa masak"
"gaaak jugaaaaa". saya tetap pecinta makanan enak. suka nyobain menu-menu baru di tempat baru. saya suka sekali diajak jajan (diajak? yaiyalaaah.. IRT gitu looh. kalo gak diajak mana bisa bayar.. )
"boroooss dooong?"
"ah gak jugaaaa... akan lebih boros lagi kalo sampe sekarang saya gak bisa masaak ya tooo.."
anggap aja makan enak menu enak tempat enak suasana enak itu adalah BONUS untuk ibu rumah tangga yang sebagian besar ngabisin hidupnya di dapur saja
https://youtu.be/pQh3AYVHCdE
Ditulis Wng 08112016
Diposting Hfd 09092021
Sabtu, 29 Oktober 2016
Berkawan dan Berbagilah
Maulana anak yang cerdas, peduli, berhati baik, kalem dan banyak sifat serta kelucuan lainnya yang membuat saya merasa menjadi ibu itu benar2 sebuah keajaiban.
Kami, ummi abiinya, mengenal maulana sebagai anak yang sangat lancar berkomunikasi, sangat kritis, cepat tanggap, riang, suka menyanyi, cepat menghafal, dll. tapi tidak di luar sana. Sering kali banyak orang menganggap Maulana belum bisa bicara..
Maulana anak yang cenderung pemalu. bahkan ketertarikan untuk bermain bersama teman2 seusianyapun bisa dikatakan kurang. ketika melihat teman2 bermain di luar rumah dan saya menawarinya "mas lana mau main ke luar juga?", seringkali dijawab "mas lana di rumah aja ummi". jika saya mengajaknya bermain keluar, tak jarang ia memegang rok ummi dan bersembunyi di belakang. hampir bisa dipastikan, cenderung memisahkan diri dari teman2nya. teman2 asyik berlari ke kanan, Maulanapun lari ke kiri. dan juga jaraaaang sekali ada kata terucap. hanya diam.
"jangaaaaaan", itu yang selalu diteriakkannya ketika ada teman mendekati mainannya. "gak maaauuuuu", itu jawabannya ketika kami meminta ia untuk berbagi ke temannya.
Entah mungkin karena Maulana (masih) anak tunggal sehingga tidak pernah berbagi selain ke ummi abii, entah mungkin ini adalah fase kembang dari setiap anak kecil, entah mungkin karena itu sifat bawaan dan masih banyaaak entah2 mungkin lainnya.
Kami, ummi abii, ingin melihat Maulana tumbuh kembang menjadi anak yang mudah berkawan dan suka berbagi. dan saya merasa, harus "melepas" Maulana untuk lebih berani.
Tiga minggu Maulana sekolah dan banyaaak sekali alasan yang bisa membuat kami, ummi abii, tersenyum bahkan tertawa setiap harinya.
Sangat senang bertemu teman, berbagi mainan, berbagi camilan, berbagi bekal, bernyanyi bersama, dll.. aaah.. indah sekali kan nak jika hidupmu dikelilingi banyak kawan..
Kami tahu, di luar sana, masih banyak sekali pro kontra untuk menyekolahkan anak di usia dini. tapi percayalah, tidak ada satupun dari kita, orangtua, yang tidak ingin memberikan yang terbaik untuk mereka. kita semua selalu mengusahakannya, begitu pula dengan kami. dan ini adalah pilihan kami
Berkawan dan berbagilah naaak..
dan jangan pernah sekalipun berpikir tentang untung dan rugi..
Karena persahabatan bukanlah sebuah bisnis..
nb: hari ini tidak masuk sekolah karena badan lagi anget. pagi2 sekali teman2 maen ke teras, bermain, bercanda dan ngemil agar2. tak lama kemudian masuk ke dalam rumah sambil bilang "ummi, agar2nya abis. minta tolong diambilin". kemudian ngemil bareng untuk ronde kedua
Kamis, 13 Oktober 2016
Maulana mulai "belajar" sekolah
Minggu ini, mulai selasa 11 oktober 2016, anak pertama kami, Maulana Khairy Zafran mulai bergabung ke kelompok bermain (Playgroup) yang ada didekat rumah kami. Hal ini tentu bukan tanpa pertimbangan kenapa Maulana di usianya yang menginjak 2 tahun lebih 5 bulan sudah mulai bergabung ke playgroup.
Salah satu pertimbangan kami adalah karena kedua orang tuanya mempunyai rencana untuk mulai bekerja full time diluar rumah, kami rasa selama 2 tahun ini maulana sudah mendapatkan dasar dasar pendidikan keluarga yang cukup dari Umii Wening Ratna Restuti (spesial thanks for istriku yang sudah merelakan waktunya "pause karir" selama 3tahun demi maulana). 2 tahun kami anggap maulana sudah cukup disiplin dalam banyak hal, terkadang malah kami yang diingatkan oleh maulana, hehe. Masih teringat jelas ketika diajak sholat berjamaah kalau abiinya lupa pake kopyah diingatkan, meletakan barang barangnya baik mainan atau perlengkapan sandal, sepatu, tas selalu ditempat semula, kalau masuk rumah selalu mengucap salam dan masih banyak lagi. Kami rasa dasar dasar tersebut tidak akan luntur dengan gempuran kebiasaan kebiasaan dari teman temannya yang lain. Tinggal kami jaga dan kembangkan saja.
Pertimbangan kedua adalah mengajarkan kemandirian ke Maulana. Sudah pasti selama 2 tahun tidak pernah lepas dari dekapan Ummi nya dan Abiinya menjadikan maulana anak yang sangat kompak dengan kami, tetapi kami melihat maulana kurang kompak dengan teman seusianya. kami ingin mengajarkan bagaimana berteman dengan anak yang mempunyai karakter bermacam macam dan bagaimana dia bisa mandiri menghadapi situasi tanpa umii dan abii nya. Berbeda dengan anak teman kami yang sudah jauh lebih dulu ikut playgroup dan daycare, maulana masih perlu diasah kemandirianya.
Hari ini, Jumat 14 oktober 2016, saya mengantarkan Maulana ke lokasi playgroup dan daycare. Bangga sekaligus haru, anak kami ternyata sudah besar, sudah berani sendiri. Terngiang dalam lamunan, mungkin 10 tahun lagi situasi ini akan berulang ketika kami mengantarkan maulana untuk menuntut ilmu di pondok pesantren, setitik impian kami. Semoga Jumat barokah ini akan selalu membekas dan menjadi kenangan kami sekeluarga.
Selamat berjuang anakku, Maulana.
Sebuah petikan lagu yang diciptakan oleh Umii Wening Ratna Restuti:
"Anak Pemberani, nggak usah takut"
"Aku anak hebat dan juga anak kuat"
"Anak Pemberani, nggak usah takut"
Ikuti cerita keluarga kami di https://www.facebook.com/wening.restuti